Ikuti Kami

Anton Ungkap Kisah Menarik dari Curug Asih Manawah

Sebelum dibuka sebagai Taman Wisata, daerah tersebut sangat disakralkan oleh masyarakat setempat .

Anton Ungkap Kisah Menarik dari Curug Asih Manawah
Pengelola obyek wisata Batu Mahpar Geopark Galunggung, Anton Charliyan.

Tasikmalaya, Gesuri.id - Pengelola obyek wisata Batu Mahpar Geopark Galunggung, Anton Charliyan menjelaskan kisah menarik bernuansa budaya dari air terjun Curug Asih Manawah di kawasan Batu Mahpar, Desa Pangkalan Sukamulih dan Desa Linggawangi, Kecamatan Leuwisari, Lereng Gunung Galunggung, Tasikmalaya. 

Anton yang juga Mantan Kapolda Jawa Barat itu mengungkapkan, sebelum dibuka sebagai Taman Wisata, daerah tersebut sangat disakralkan oleh masyarakat setempat .

Menurutnya, jangankan untuk turun ke Curug, di wilayah yang sekarang dijadikan Mushola dan Museum saja jika sudah Ashar, masyarakat tidak ada yang berani lagi masuk ke wilayah tersebut.

Baca: Anton Minta Hormati Galunggung Sebagai Kabuyutan!

"Dari berbagai cerita masyarakat dan tokoh-tokoh setempat,  ada bermacam-macam versi cerita yang sangat unik namun konon bisa dibuktikan sampai sekarang ini. Salah seorang tokoh masyarakat setempat misalnya mengatakan bahwa Manawah itu berasal dari kata 'Mana', dan 'Wah' yg artinya 'Cai nu ti mana - mana' atau berasal dari mana-mana, dan berujung sangat Wah atau luar biasa," ujar Anton. 

Karena, sambung kader PDI Perjuangan itu, memang Curug atau air terjun Manawah ini merupakan curug terakhir dari curug-curug yang ada di Gunung Galunggung.

Konon kabarnya, ujar Anton, pada masa lalu Curug itu merupakan muara yang cukup dalam. Bahkan batang bambu pun tenggelam di muara tersebut. 

" Makanya keunikan pertama Curug Manawah adalah merupakan Curug atau air terjun terakhir, sekaligus juga merupakan awal muara sungai pertama, sehingga daerah sekitar nya dikenal juga dengan nama 'Walahir', atau awal sebagai Birit Leuwi, dan akhirnya sebagai Curug, yang seterusnya menjadi sungai Cimerah," papar Anton.

Budayawan Sunda itu melanjutkan, Curug tersebut diktegorikan sebagai Curug yang 'Wah' atau luar biasa karena memang punya keunikan yang khas. Curug itu merupakan tempat banyak keluarnya mata air, namun bukan dari dalam tanah melainkan keluar langsung dari sela-sela batu yang dikenal sebagai Parit Galunggung, yang ada di sepanjang alur Manawah.

Hal itulah, sambung Anton, yang menyebabkan air tersebut sangat bersih, jernih dan higienis. Bahkan PH nya berdasarkan dari hasil Lab Sucofindo, diatas +7. 

"Yang artinya air tersebut sudah bisa diminum langsung tanpa harus dimasak dulu," ungkap Anton 

Mantan Kapolwil Priangan itu melanjutkan, Curug Asih Manawah juga memiliki cerita legenda yang tidak kalah unik. 

Menurut Ki Aja dari Malaganti dan Nyimas Bogor, karena jernihnya air yang keluar dari sela-sela batu Manawah tersebut, membuat Curug itu sejak dulu sering dipakai sebagai tempat mandi khusus para putri raja. Bahkan, diyakini oleh sebagian masyarakat, putri-putri dari Kahyangan pun sering mandi di Curug tersebut bersamaan dengan turunnya pelangi. 

"Sehingga Curug itu pun dipercaya masyarakat sebagai tempat bertemunya Jaka Tarub dengan Putri Nawang Wulan. Karena hal tersebutlah Curug Manawah pun disebut juga sebagai Curug Asih atau Curug Kasih Sayang,  Curug tempat bertemunya cinta kasih dua sejoli," ungkap Anton

Dan hal itu lah yang memang menjadi salah satu kepercayaan masyarakat di Batu Ampar. Maka, ungkap Anton, ketika ada anak-anak muda yang belum mendapat jodoh atau pacar,     biasanya mereka mandi di tempat itu. 

Anton pun mengungkapkan, sebagai salah satu bukti kongkritnya, hampir semua karyawati di Taman Rekreasi Batu Mahpar yang mandi di Curug Manawah,  98 persen menikah dan dibawa pindah suaminya ke kota lain

" Bahkan pernah ada salah satu karyawati dari luar kota yang tidak percaya akan hal tersebut, lalu yang bersangkutan mandi dan berjanji tak akan jatuh cinta. Tapi ternyata seiring dengan waktu,  yang bersangkutan malah jatuh cinta dan punya pasangan. Dia bilang aneh tapi nyata, tapi memang begitulah kenyataan yang terjadi," ujar Anton. 

Anton pun mengungkapkan kisah menarik lainnya terkait  Curug itu. Menurut kisah yang juga berkembang di kalangan masyarakat sekitar ini, mata air yang keluar dari sela-sela batu tersebut tidak hanya satu, tapi ada lima. Dan tiap-tiap mata air tersebut punya fungsi masing-masing.

Baca: Anton Charliyan Tegaskan Pajajaran Adalah Nama Kerajaan!

Adapun yang paling sering dikunjungi  adalah mata air Cikamulyaan yang diyakini untuk panjang umur dan awet muda. Mata air ini paling besar dan berada  disamping kanan Curug Tritangtu. 

Konon, mata air itu merupakan kesukaan Prabu Darmasiksa, Raja Sunda - Galuh, yang berasal dari Galunggung dan tercatat dalam sejarah berusia 140 tahun. 

Selain itu, ada juga  curug yang sering dikunjungi orang-orang tertentu, yakni Curug Kajayaan yang dipercaya bisa berkhasiat untuk membantu meningkatkan kekuatan fisik. Maka, ketika para atlet olah raga terutama bola voli, , sepak bola, bulu tangkis, Pencak Silat dan Tinju ketika memasuki babak final atau semifinal, banyak yang sengaja mandi disana.

"Bahkan bila ada yang punya binatang aduan seperti domba atau ayam sebelum diadukan, sering juga dimandikan persis di Batu Ampar yang dipercaya punya kandungan energi lebih untuk hewan-hewan peliharaan. Itulah tradisi kepercayaan masyarakat setempat yang sudah berlangsung turun temurun," ungkap Anton.

Quote