Jakarta, Gesuri.id - Politikus PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko mengatakan oknum artis hijrah yang mendukung Khilafah Islamiyah agar belajar filsafat dan sejarah.
Itu dikatakannya terkait Pendiri NII Crisis Centre Ken Setiawan yang menyebut marak artis hijrah yang berbaiat kepada kelompok radikal dan mendukung pendirian negara Islam.
Baca: Banjir Jakarta, Ini Kata Bung Karno Soal Gubernur DKI
"Selebritis-selebritis Indonesia, jika kamu ingin menebus masa lalumu, belajarlah sejarah dan filsafat. Kamu akan memaafkan masa lalumu sebagai hal yang manusiawi, bukan untuk dikutuk, tetapi sebagai pelajaran. Jadi baik adalah 1 hal penting, jadi dewasa juga hal penting lain.” tulis Budi lewat akun Twitternya @budimandjarmiko dilansir REQnews, Senin (22/2).
Menurut Budi, tidak ada penebusan rasa bersalah pribadi yang layak dilakukan dengan membuat kesalahan baru secara sosial. Kesalahan masa lalu mereka belum tentu sebesar yang dibayangkan.
Sehingga, lanjutnya, tak perlu menebus dengan mendirikan Negara Islam. "Kesalahan masa lalumu gak sebesar itu sehingga kalian merasa bahwa itu hanya bisa ditebus dengan mendirikan negara Islam," tulis Budiman Sudjatmiko.
Tak hanya itu, dirinya juga menyampaikan pesan menohok dan mengingatkan bahwa sukses dan terkenal itu tipu daya dunia.
"Janganlah bilang bahwa rasa kenyang itu dosa sambil kalian memegangi perut kenyang. Jangan pula kalian bilang bahwa sukses dan terkenal itu tipu dunia sambil kalian menikmati sorot kamera," tulis Budiman.
Pun mengaku heran, kenapa saat oknum artis hijrah dahulu menumpuk 'dunia' tak pernah malu. Sementara saat ini semua disebut sebagai 'tipu daya dunia' juga tidak merasa malu.
Baca: Gubernur Jakarta, Bung Karno Pilih Ali Sadikin Karena Ini..
Budiman Sudjatmiko berharap oknum artis hijrah beragama dan beriman dalam perdamaian. "Beragamalah dan berimanlah dalam perdamaian. Tak usah lah membawa-bawa (atau terlibat dengan) gerakan perpecahan. Itu akan memancing perkelahian tak berkesudahan," tulis Budiman.
Menanggapi cuitan Budiman, pengguna twitter lain mengatakan jika hijrah merupakan salah satu kebebasan berpikir selama tidak ada peraturan yang dilanggar.