Jakarta, Gesuri.id - Capres Ganjar Pranowo terkesan saat membawakan lakon “Sumpah Amukti Palapa” dimana lakon itu sekaligus membawakan pesan semangat Patih Gajah Mada dalam menyatukan Nusantara.
“Jadi ada pesan yang diberikan kepada penonton, bagaimana negeri ini pernah dibangun. Sejarahnya apa dan bagaimana cara mempertahankannya,” kata Ganjar.
Baca: Ganjar Kecil Membantu Sang Ibu Berjualan Bensin di Pinggir Jalan
Selama kurang lebih 35 menit, Ganjar berduet dengan dua seniman kawakan, Susilo Nugroho dan Dayat. Ganjar mengaku memainkan peran cerita itu secara spontan, tanpa ada latihan sebelumnya.
“Ikut main ketoprak tapi tidak latihan. Tapi banyak teman-teman Kagama Solo dan tentu saja beberapa pemain profesional. Kawan-kawan dan alumni lain juga ikut main,” kata Ganjar.
Beberapa waktu lalu, panggung ketoprak “Sumpah Amukti Palapa” di Auditorium RRI Surakarta heboh saat Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo tiba-tiba masuk dan ikut bermain. Suara tepuk tangan penonton bergemuruh saat orang nomor satu se-Jawa Tengah itu naik ke panggung.
Bagi Ganjar, ketoprak kali ini memberikan kesan berharga bagi Ganjar. Hal ini disebabkan ia bermain ketoprak bersama pemain hebat.
“Hanya mencoba chit chat untuk bicara bagaimana nasib bangsa ke depan dan apa yang harus dilakukan. Jangan sampai kehilangan akar budaya kita. Ada suatu penghormatan kepada sesama, temasuk penghormatan terhadap anak kepada orang tua, dan teknologi jangan sampai mencerabut jati diri. Pesannya sangat bagus,” ujar Ganjar.
Usai pentas, Ganjar mendapat hadiah sebuah dayung beserta aksesorisnya dari Suku Asmat Papua. Ketua Asosiasi Pengukir Suku Asmat, Patkalis Pakat, mengatakan bahwa pihaknya sudah dua bulan mencoba menemui Ganjar.
“Kami sudah dua bulan berusaha menemui Pak Ganjar. Luar biasa, tadi itu menyertai Tuhan kami untuk bertemu Pak Ganjar,” kata Patkalis.
Baca: Ganjar Bawa Nama 'Mbah Bandinyem' di Komunitas Motor Demi Menebar Spirit
Dalam pertemuan itu, Patkalis memberikan hadiah Ganjar dayung dengan panjang hingga 2,5 meter. Di dayung itu terdapat bulu angsa. Selain dayung, juga disematkan mahkota dan juga tas.
“Dayung yang kita berikan sebagai simbol kalau kita sama-sama mendayung,” kata Patkalis.
Baginya, Ganjar adalah pemimpin yang punya kedekatan dengan warga Papua terutama Suku Asmat. Ia pun menobatkan Ganjar sebagai anak adat Suku Asmat.