Jakarta, Gesuri.id - Politisi PDI Perjuangan Nasyirul Falah Amru (Gus Falah) menyatakan ziarah yang dilakukan Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri ke makam Imam Al Bukhari di Desa Khartang, Kota Samarkand, Uzbekistan, baru-baru ini kembali mematahkan tuduhan bahwa Bung Karno dan PDI Perjuangan adalah komunis.
Gus Falah mengungkapkan, makam Imam Al Bukhari erat kaitannya dengan Presiden pertama RI, Bung Karno.
BaCa: Novita Hardini Berikan Penajaman Tugas Bunda PAUD
"Sebab Bung Karno lah yang mendorong Uni Soviet menemukan makam Imam Bukhari," ujar Gus Falah, Selasa (24/9).
Tokoh Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) itu mengungkapkan, paska Konferensi Asia Afrika tahun 1955, Pemerintah Soviet mengundang Presiden Sukarno untuk melakukan kunjungan kenegaraan ke Moskow.
Bung Karno pun menyatakan bersedia datang dengan satu syarat, yaitu Pemerintah Soviet harus menemukan makam Imam Bukhari.
“Walhasil, Uni Soviet pun mampu menemukan makam Imam Bukhari. Setelah itu, Bung Karno mengunjungi Uni Soviet dan berziarah ke Samarkand pada 1956,” ujar Gus Falah.
Jadi, sambung Gus Falah, karena keteguhan hati Bung Karno lah, makam perawi Nabi Muhammad SAW yang hadis-hadisnya menjadi rujukan umat Islam sedunia bisa ditemukan.
BaCa: Ahok Bertekad Memenangkan Pramono-Rano Pada Pilkada Jakarta
Hal itu, menurut Gus Falah, karena Bung Karno sangat menghormati Imam Bukhari. Sehingga sangat tidak masuk akal bila seseorang yang menghormati perawi hadis Nabi Muhammad, adalah seorang komunis.
"Demikian juga PDI Perjuangan yang merupakan reinkarnasi PNI, partainya Bung Karno, sama sekali bukan komunis. Pimpinan PDI Perjuangan yang juga putri Bung Karno pun sangat menghormati Imam Bukhari," pungkasnya.