Jakarta, Gesuri.id - Anggota DPR RI Nasyirul Falah Amru (Gus Falah) menegaskan, pembantaian yang menimpa warga dari kalangan minoritas di Suriah, seperti Alawite dan Kristen, sangat bertentangan dengan Piagam Madinah yang digagas Nabi Muhammad SAW.
Pembantaian yang terjadi selama beberapa hari tersebut telah menewaskan lebih dari 1.000 orang.
Gus Falah menyatakan, tindakan pembunuhan massal, penjarahan, penghancuran rumah-rumah serta pengusiran paksa warga merupakan kejahatan kemanusiaan yang tak sesuai spirit Piagam Madinah Rasulullah SAW.
Baca: Kata Ganjar Pranowo Soal Rencana KIM Plus Jadi Koalisi Permanen
"Dulu Rasulullah menggagas Piagam Madinah yang sukses menjaga dan mengelola kemajemukan komunitas dalam berbagai sektor kehidupan masyarakat Madinah," ungkap Gus Falah, Senin (17/3/2025).
Tokoh muda NU itu melanjutkan, melaui piagam Madinah, Rasulullah SAW sukses membangun sistem kehidupan yang harmonis dan damai bagi masyarakat Madinah yang plural.
Gus Falah menjelaskan, kala itu, masyarakat Madinah terdiri dari 3 komunitas yang berbeda, yakni muslim dari kalangan Muhajirin dan Anshar sebagai kelompok mayoritas, non-muslim dari suku Aus dan Khazraj yang belum masuk Islam, dan kelompok Yahudi.
Piagam Madinah juga sangat menjamin kebebasan beragama. Perlindungan terhadap kaum minoritas non-muslim diterapkan oleh Rasulullah, yang juga menjamin kesetaraan warga minoritas di mata hukum.
"Dalam piagam Madinah ditegaskan siapapun yang berbuat zalim dan jahat, baik dari kalangan Muslimin maupun non Muslim, tidak boleh dilindungi oleh siapa pun, bahkan harus ditentang. Kaum Muslimin juga dilarang main hakim sendiri dan kelompok Yahudi serta minoritas lainnya berhak atas perlindungan, pertolongan, dan jaminan negara selama tidak melakukan pelanggaran hukum," papar Gus Falah.
"Sehingga, pembantaian terhadap warga minoritas di Suriah itu sangat bertentangan dengan nilai-nilai Piagam Madinah yang digagas Rasulullah. Semoga dunia Islam menyikapi dengan tepat tragedi di Suriah itu," pungkas putra dari ulama NU, KH Amru Al Mu’tasyim itu.
Baca: Ganjar Tegaskan Kepala Daerah Harus Mampu Gali Potensi
Seperti diketahui, Alawite dan Kristen dipandang sebagai dua komunitas pendukung Presiden Bashar al-Assad yang telah digulingkan.
Pembantaian terhadap dua komunitas itu dimulai ketika para pejuang yang setia kepada Bashar al-Assad, melancarkan serangan terkoordinasi terhadap pasukan pemerintah Suriah di seluruh pesisir negara tersebut pada 6 Maret.
Kelompok-kelompok milisi pro penguasa yang beraliran Salafi-Jihadi pun melancarkan pembalasan pada komunitas Alawite dan Kristen yang dianggap sebagai pendukung Assad.