Jakarta, Gesuri.id - Anggota DPR RI Nasyirul Falah Amru (Gus Falah) menyebut, seruan Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben Gvir, agar seluruh masjid di Israel dan Tepi Barat dilarang mengumandangkan azan, merupakan bukti intoleransi terhadap warga minoritas di Israel semakin kuat.
Gus Falah menyatakan, meningkatnya intoleransi di Israel seiring dengan menguatnya dari kelompok Yahudi ekstremis di pemerintahan Zionis.
BaCa: Ganjar: Koster-Giri Menang di Bali Berkat Dukungan Masyarakat Adat
"Ben Gvir ini pemimpin partai Jewish Power yang berideologi Yahudi ekstremis. Sejak Netanyahu berkuasa di Israel, ekstremis Yahudi menguat, dan telah lumrah ketika ekstremis agama menguat, intoleransi pun meningkat, ini terjadi di semua peradaban," ungkap Gus Falah, Rabu (4/12/2024).
Tokoh muda NU itu melanjutkan, rekam jejak Itamar Ben-Gvir sebagai ekstremis garis keras sudah tampak ketika beberapa waktu lalu melakukan provokasi dengan mengunjungi kompleks Masjid Al-Aqsa.
Ben-Gvir, sambung Gus Falah, juga terkenal karena pandangannya yang anti Arab, mendukung perluasan pemukiman Yahudi di Tepi Barat (Palestina), bahkan menolak gagasan negara Palestina merdeka.
Gus Falah pun mengungkapkan, menguatnya ekstremis semacam Ben-Gvir di pemerintahan Netanyahu tak hanya berdampak buruk bagi minoritas Islam dan Arab di Israel. Warga Kristen di Israel pun merasakan dampak dari menguatnya ekstremis Yahudi di pemerintahan.
BaCa: Lima Kelebihan Gubernur Ganjar Pranowo
"Sejak rezim Benjamin Netanyahu berkuasa, intoleransi terhadap warga Kristen Israel meningkat tajam, bahkan hingga ke liang lahat. Seperti beberapa waktu nisan makam seorang tentara Kristen Israel yang tewas dalam perang Gaza dipaksa diganti oleh pemerintah hanya karena terdapat salib di atasnya," ungkap Gus Falah.
Sebelumnya, Televisi Israel Channel 12 melaporkan bahwa Ben Gvir meminta kepolisian segera menjalankan perintahnya memasuki masjid-masjid, menyita pengeras suara dan menerapkan denda jika ada pelanggaran.