Jakarta, Gesuri.id - Memperingati 28 tahun peristiwa Kudeta 27 Juli 1996 (Kudatuli), DPP PDI Perjuangan menggelar acara wayangan dengan lakon ‘Sumatri Ngenger’ pada Sabtu (3/8/2024) malam.
Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto dalam sambutannya, menceritakan bahwa pementasan wayang ini ditetapkan pada 3 Agustus 2024 dalam rangka memperingati peristiwa 27 Juli 1996 atau lebih dikenal dengan sebutan Kudatuli.
Bertindak sebagai dalang dalam pertunjukan wayang ini yakni Ki Warseno Slank.
Dia pun menceritakan, keinginan pementasan wayang ini lantaran mendapatkan pesan dari seorang Kiai dari Sragen yang biasa diaapa Abah, melalui Ketua DPC PDI Perjuangan Solo, FX Hadi Rudyatmo. Hasto menuturkan, Abah mendoakan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri agar terus diberikan kekuatan dan mengawal kebenaran melalui jalan demokrasi dan konstitusi.
"Maka kemudian disitulah kami membahas tentang pentingnya wayang dalam rangka (memperingati peristiwa) 27 Juli. Kebetulan pesantren beliau ulang tahunnya itu pas 27 Juli. Jadi K.H Syarif Hidayatullah," kata Hasto meminta warga yang hadir untuk memberikan tepuk tangan di Halaman Masjid At Taufiq, di depan Sekolah Partai DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Sabtu (3/8/2024) malam.
Dia pun teringat akan sosok Punakawan di pewayangan, salah satunya Semar yang terus memberikan pertolongan nasihat-nasihat terhadap para kesatria.
"Maka Abah ini juga memberikan suatu pertolongan dengan tulus, ojo khawatir, beliau selalu menyampaikan pesannya kepada saya. Dan beliaulah yang kemudian menelpon Ki Warseno Slank ini agar malam ini mempersembahkan suatu lakon yang namanya ‘Sumatri Ngenger’. Ngenger ini artinya mengabdi," cerita Hasto.
Dalam sambutannya, Hasto juga teringat akan kisah Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara IV, di mana di masa kepemimpinannya, Keraton Mangkunegara mencapai zaman keemasan.
"Karena apa? Karena peradaban dibangun dengan karya sastra yang luar biasa, salah satunya adalah Ketawang Puspowarno. Inilah yang kemudian oleh Bung Karno, Ketawang Puspowarno ini gending-nya direkam di piringan emas yang kemudian dikirim ke angkasa luar. Karena Bung Karno sangat pecaya bahwa seni kebudayaan Nusantara khususnya melalui gamelan ini merupakan suatu karya yang luar biasa," tutur Politisi Asal Yogyakarta ini.
Selain Ketawang Puspowarno, Hasto menceritakan karya Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara IV yang juga penting dan malam ini salah satu ceritanya akan ditampilkan yaitu tentang Tripama.
"Di dalamnya menceritakan tentang tiga kesatria yang masing-masing punya karakter sendiri-sendiri. Karena wayang adalah ritual kehidupan," tutur Hasto.
Dalam acara ini Ketua DPP PDIP Rano Karno, Ketua DPP PDI Perjuangan Nusyirwan Soejono, Wakil Bendahara Umum PDI Perjuangan Yuke Yurike.
Hadir pula senior Partai Emir Moeis serta Ketua DPP PDI Perjuangan nom aktif yang juga Dubes Republik Indonesia untuk Tunisia, Zuhairi Misrawi.
Ketua DPP PDI Perjuangan Prof Dr. (HC) Megawati Soekarnoputri pun menyaksikan pertunjukan wayang melalui daring.
Ratusan masyarakat sekitar Lenteng Agung pun juga begitu antusias ingin menyaksikan gelaran wayangan tersebut. Mulai dari bapak, ibu dan anak-anak tampak antusias memenuhi bangku pengunjung.