Kota Bandung, Gesuri.id - Ketua Komisi I DPRD Jabar Bedi Budiman menanggapi soal pantun Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto yang ditujukan kepada Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Baca: Maruarar Sirait & Kader Muda TMP Bagikan 1.000 Paket Daging Kurban ke Warga Jakarta
Bedi mengatakan itu bisa saja merupakan pertanda bahwa nama Ridwan Kamil (Kang Emil) memang tengah digodok secara serius oleh PDI Perjuangan.
"Alasannya, saya menyimak narasi pidato sebelum masuk pantun, beliau (Hasto) mengatakan bahwa "...karena kang Ridwan Kamil begitu banyak membangun tempat bersejarah khususnya terkait perjuangan Bung Karno...", nah sementara PDI Perjuangan adalah loyalis serta penerus ajaran Bung Karno, tentu saja kami sangat menghargai upaya Kang Emil ini," beber Bedi saat dikonfirmasi awak media, Kamis (29/6).
Sisi lain Bedi menilai bahwa komunikasi politik melalui cara berpantun adalah cara berbudaya, pantun adalah kekayaan budaya bangsa kita, berasal dari sastra lisan Minangkabau "patuntun" atau penuntun.
"Saya kira cara Pak Hasto ini menyegarkan ya, kalau menjadi kebiasan baru dalam khazanah perpolitikan kita. Kita harus menyambut Pilpres 2024 ini dengan sukses dan riang gembira. Bangsa ini sudah belajar dari pengalaman pilpres 2019 lalu yang begitu mencekam, penuh hoaks dan terbelah, semoga tidak terjadi lagi," ujar Bedi.
Pernyataan Hasto yang menyebut Ridwan Kamil sebagai bacawapres Ganjar diungkapkan dalam sebuah pantun. Hasto melempar pantun usai memberi sambutan di hadapan Ridwan Kamil yang turut hadir dalam groundbreaking Monumen Plaza Bung Karno.
"Kang Emil memang kaya prestasi. Memajukan Jabar penuh karya seni. Pemilu akan digelar beberapa bulan lagi. Bacawapres Pak Ganjar ternyata ada di sini," kata Hasto.
Baca: Segel GKI Bajem Ciracas Dilepas, Milchias Harap Pihak Gereja Tak Terlena
Saat maju untuk memberikan sambutan, Kang Emil ini kemudian membalasnya dengan pantun kembali.
"Burung Cendrawasih, burung bango indah warnanya. Terimakasih Mas Hasto atas pantun-pantunnya," singkat Kang Emil.
Sontak aksi berbalas pantun ini mengundang reaksi dari seluruh undangan yang hadir.