Jakarta, Gesuri.id - Kepala Badan Penanggulangan Bencana (BAGUNA) PDI Perjuangan DKI Jakarta, Hardiyanto Kenneth menegaskan, apapun alasannya mengolok-olok orang lain tidak bisa dibenarkan.
Apalagi yang di olok-olok ini adalah orang tua yang sudah tergolong sepuh.
"Apapun alasannya itu tak bisa dibenarkan juga. Menghina orang tua itu sangat tidak pantas, apalagi beliau (red-Megawati) adalah mantan Presiden ke-5 RI dan juga seorang anak seorang Proklamator. Saya menilai cara penyampaian kritiknya sudah melewati batas kewajaran dan sangat keterlaluan, ingat sebagai Bangsa Indonesia harus bisa menjunjung tinggi etika sopan santun dan tata krama yang sudah melekat menjadi jati diri kita. " kata Kenneth dalam keterangan tertulis, Rabu (26/4).
Baca: Gilbert Minta Matangkan Perhitungan Harga Tiket Formula E
Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta itu juga meyakini, bahwa Bima Yudho masih dapat menata kepribadiannya, yakni menyeimbangkan keberanian dengan kearifan lantaran masih di usia yang sangat muda.
"Dia (red-Bima) masih muda, jalannya masih panjang. Saran saya pertahankan saja idealismenya dan jangan salah bergaul dengan orang yang tak bertanggungjawab. Kita harus bisa menyampaikan kritik itu dengan adab dan dengan tata cara yang baik," beber Kent.
Kent pun memberikan pesan yang menohok kepada pria yang berusia 20 tahun itu, bahwa dunia itu selalu berputar dan setiap manusia mempunyai kehormatannya masing masing.
"Dunia juga selalu berputar, kita juga akan tua pada waktunya, setiap manusia itu masing masing punya kehormatan. Bermain medsos itu ada batasannya, berbuatlah yang terbaik untuk Bangsa ini, harus di ingat baik baik bahwa orangtua itu wakil Tuhan di dunia, yang harus kita hormati," jelas Ketua IKAL PPRA LXII Lemhannas RI ini.
Kent pun berpesan kepada seluruh pemuda terkhusus Bima Yudho agar selalu berlaku santun dan menghormati orang yang lebih tua dari kita merupakan sikap yang terpuji, jangan melupakan nilai nilai tradisional bangsa sendiri.
Baca: Kenneth Memperkirakan Jumlah Pemudik Membludak
"Kembangkan itu menjadi budaya serta ajarkan kepada anak cucu kita, agar kita menjadi manusia yang bermartabat karena rasa hormat yang kau berikan kepada orang tua adalah merupakan cerminan rasa hormat yang kau berikan pada dirimu sendiri," pungkasnya.
Sebelumnya, Bima Yudho telah menjelaskan perihal sebutan janda yang diberikan pada Megawati, bahwa semuanya berasal dari kekesalan terkait Piala Dunia U20 yang telah dibatalkan penyelenggaraannya di Indonesia.
"Gua gak bermaksud untuk menggunakan konotasi janda itu kayak buruk ya. Gua bilang karna mengungkapkan kekesalan gua ketika Piala Dunia dibatalkan," ujar Bima menyampaikan klarifikasi.
"Oke, gue cuma menyuarakan isi hati gue sendiri gitu kan. Terserah lu kalau misalnya menurut lu kurang pas ya atau kebanyakan orang tidak setuju dengan ucapan gue," ujarnya lagi.