Jakarta, Gesuri.id - Ketua DPP PDI Perjuangan Nusyirwan Soedjono mengatakan puisi budayawan Butet Kartaredjasa yang menyindir ada kelompok yang hanya menginginkan 'perubahan' dan capres hobi menculik di acara puncak peringatan Bulan Bung Karno yang digelar oleh PDI Perjuangan, Sabtu (24/6), tidak ada yang mengarahkan.
Baca: Emanuel Kolfidus: Pelestarian Kuda Sandalwood Sumba Perlu Ditingkatkan
Nusyirwan menegaskan menolak anggapan bahwa PDI Perjuangan dapat mengatur apa yang ditampilkan, salah satunya penampilan Butet di acara tersebut.
Menurut Nusyirwan pada acara tersebut, banyak kesenian yang ditampilkan dari tarian, nyanyian dan salah satunya adalah pembacaan puisi oleh Butet.
"Semua kegiatan-kegiatan kesenian nasional, termasuk di antaranya tentu kesiapan satgas. Di sini, karya-karya seni termasuk di antaranya tarian kemudian tarian kolosal yang diinisiasi Mas Guruh, salah satunya Mas Butet menyampaikan puisi," kata Nusyirwan, mengutip video yang diunggah di kanal YouTube tvOneNews, Selasa (27/6).
Nusyirwan melanjutkan, karena semua yang tampil adalah murni karya seni yang mana tidak mungkin bisa diarahkan. Terkait maksud puisi Butet, itu hanya anggapan orang-orang saja apalagi Butet sendiri tidak menyebut nama.
"Jadi ini semua adalah karya seni ya dan tentu tidak mungkin kita mengarahkan katakanlah apa yang akan disampaikan hingga sekarang masing-masing menilai atas karya seni tersebut. Puisi yang disampaikan Mas Butet, tidak ada menyebut nama dan masing-masing kita menilai sendiri apa yang disuguhkan," ujar Nusyirwan.
"Tidak ada sifat-sifat yang mengarahkan, kita bisa lihat rangkaian acara tersebut. Mudah-mudahan tidak hanya melihat satu dua hal tapi keseluruhan, ini adalah karya seni yang sudah ditampilkan para seniman," tambahnya.
Baca: RedMe Pamerkan Atribut Milenial PDI Perjuangan di Puncak Peringatan Bulan Bung Karno di GBK
Sebelumnya Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman santai menanggapi anggapan bahwa puisi Butet Kartaredjasa menyindir Prabowo Subianto.
Habiburokhman tidak terlalu menanggapi secara panas namun justru menghormati kebebasan ekspresi yang dilakukan Butet lewat seni. Ia bahkan menilai, kata-kata 'menculik' yang diungkapkan Butet tidak jelas objek dan subjeknya.