Jakarta, Gesuri.id - Siti Atiqoh Supriyanti, istri calon Presiden Ganjar Pranowo mengatakan dirinya memberikan kebebasan kepada anak tunggalnya, Muhammad Zinedine Alam Ganjar, untuk memilih profesi sendiri ketika tamat perguruan tinggi.
Atiqoh menceritakan internal keluarganya sering berdiskusi mengenai arah masa depan yang akan diemban putra semata wayangnya itu. Namun, keputusan akhir ada pada diri Alam.
“Kalau kami, enggak usah ketika mau ke depannya mau seperti apa, dari mulai mencari SD mencari SMP itu juga kita bareng-bareng dan Alam yang memutuskan,” ucap Atiqoh saat podcast dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra di Gedung Tribun Network, Palmerah, Jakarta, Kamis (23/11/2023).
Sebagai keluarga, Atiqoh dan Ganjar tidak pernah memaksakan anak harus sekolah tetentu hingga ke jenjang kampus.
Keluarga kecil Ganjar rupanya punya kebiasaan berdiskusi duduk bersama untuk menentukan beberapa alternatif setelah melakukan survei
“Jadi, biasanya kita survei ketika mau nyari SD, survei beberapa sekolahan positif negatifnya apa, nanti biar Alam yang memutuskan. Dalam berkarier juga seperti itu, enggak usah berkarya ketika mulai SMP saya juga sudah bertanya,” ungkap Atiqoh.
“Nanti kuliah mau apa, nanti termasuk kita memperkenalkan olahraga, memperkenalkan musik, terus agama ya terutama. (Poltik_ itu siapa tahu nanti untuk ke depannya. Tapi, ternyata dia tidak passion ya, hobi aja hobi olahraga sama musik itu cuma hobi,” ucapnya.
Mengenai profesi, Atiqoh mengaku lebih senang bila anaknya menjadi seorang profesional atau sainstis yang memiliki keahlian di bidang pengetahuan alam.
Bila pun nantinya Alam Ganjar memutuskan untuk terjun ke politik itu setelah sudah memiliki bekal yang cukup dari sisi mental, dari sisi ekonomi, dari sisi emosional.
Sebagai seorang ibu, Atiqoh menyadari tidak dalam kapasitas untuk memutuskan masa depan putranya.
“Kalau saya penginnya, saya enggak bisa 'Alam harus A atau B'. sudah saya sampaikan itu ya, tapi sebagai saya sebagai individu saya pengennya Alam menjadi seorang profesional atau sainstis itu,” tuturnya.
Namun keputusan masuk politik tentunya harus disdiskusikan dengan sang ayah Ganjar Pranowo.
“Didiskusikan tentu luas sekali, mulai dari kondisi sosial masyarakat, bangsa dan negara, kemudian sampai ke politik.
Ketika sekarang sudah dewasa itu lebih berat-berat. Hal-hal yang mungkin termasuk sesuatu yang berat itu sudah didiskusikan oleh bapak dan anaknya itu,” ujarnya.