Jakarta, Gesuri.id - Anggota DPR RI Yasonna Laoly menceritakan budaya mengerikan di Nias sebelum masuknya Agama Kristen.
Dahulu masyarakat Nias mengenal budaya Mangai Binu: Penggal kepala untuk menemani jasad kaum bangsawan.
Baca: Ganjar Pranowo Harap Masalah Gas Melon Cepat Tuntas
"Sekarang sudah tidak ada. Sewaktu saya kecil diceritakan itu (Mangai Binu) langsung ketakutan," ucap Yasonna Laoly di Aula RS Advent Medan, Rabu (26/3/2025).
Yasonna menceritakan budaya Mangai Binu bukan tanpa sebab, ia ingin mengilustrasikan perjuangan berat misionaris meski harus bertaruh nyawa.
"Mereka (misionaris) meninggalkan kehidupan mewah di negaranya hanya untuk mengeluarkan kita dari keterpurukan. Mengenalkan kita keselamatan," sambungnya.
Ia turut mengapresiasi keptusan Panitia yang akan melakukan Napak Tilas perjalanan misionaris di berbagai daerah. Sekaligus membuat Paskah Nasional 2025 berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.
Yasonna juga berjanji agar pembiayaan kegiatan Paskah Nasional bisa ditampung APBN.
"Apalah arti Natal tanpa Paskah. Bersama-sama kita dorong agar pemerintah dan DPR mengalokasikan dana untuk penyelenggaraan Paskah tahun depan," tutur Yasonna.
Napak Tilas akan dimulai tanggal 24-26 April 2025, makam Munson-Lyman akan menjadi lokasi pertama yang akan diziarahi.
Baca: PHK Massal di 100 Hari Prabowo, Ganjar Pranowo
Ketua Pelaksana Paskah Nasional, Landen Marbun, menceritakan jika pihaknya memiliki alasan yang kuat menjadikan makam Munson-Lyman titik awal napak tilas Paskah Nasional 2025.
Munson-Lyman mati martir: meninggal dunia karena mempertahankan kepercayaannya.
"Kristenisasi di Tanah Batak berhasil setelah darah Munson-Lyman tercurah," ucap Landen Marbun.
"Nommensen bahkan datang dan mempersiapkan diri setelah belajar dari peristiwa yang dialami Munson-Lyman," sambungnya.